MANFAAT ANDA MELAKUKAN MCU

MANFAAT ANDA MELAKUKAN MCU

PEMERIKSAAN MCU





     MCU adalah suatu rangkaian pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh baik fisik maupun mental, mulai dari badan bagian atas samapai kebawah (Head to toe), baik kondisi badan,Status mentalis, darah, urine dan feces guna mengetahui kondisi kesehatan seseorang.
Sehingga pemeriksaan Pada MCU  merupakan rangkaian pemeriksaan terintegrasi mulai dari :
  1. Pemeriksaan fisik dan mental
                Pemeriksaan fisik head to toe adalah tes rutin yang dilakukan oleh tenaga medis profesional dengan melihat, merasakan, atau mendengar bagian tubuh dari ujung kepala hingga ujung kaki. Hal ini dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan yang mungkin ada pada diri Anda.


  1. Pemeriksaan Vital sign,
                Tanda-tanda vital adalah suatu standar nilai yang digunakan untuk mengukur fungsi dasar tubuh. Pengukuran TTV dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi kesehatan seseorang secara umum.Vital sign terdiri dari tekanan darah, pulsus, laju respirasi, dan suhu tubuh. 
  2. EKG adalah kepanjangan dari ElektroKardioGram atau  Electrocardiogram (ECG) yaitu pemeriksaan irama atau aktivitas listrik jantung. Tiap kali jantung berdetak, aliran listrik akan mengalir dan memicu kontraksi otot jantung. Kontraksi otot ini menyebabkan jantung mampu memompa darah ke seluruh tubuh.Pada pemeriksaan EKG, aliran listrik jantung direkam oleh mesin dan hasilnya akan diperiksa untuk melihat ada tidaknya gangguan atau kerusakan jantung.

3.    Pemeriksaan Radiologi,
            Pemeriksaan Radiologi merupakan jenis pemeriksaan medis yang dilakukan dengan menggunakan teknologi pencitraan. Tes radiologi umumnya dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu dokter melihat dan mengamati kondisi bagian dalam tubuh.
            Ada berbagai jenis pemeriksaan radiologi yang umum dijalani, di antaranya foto rontgen, fluoroskopi, USG, CT scan, MRI, serta pemeriksaan nuklir.

  1. Pemeriksaan Laboratorium,
                Pengertian Pemeriksaan Lab adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya

  2. Pemeriksaan Gigi
                Pemeriksaan gigi adalah pemeriksaan kelainan-kelainan yang berhubungan dengan gigi dan  jaringan sekitarnya dengan jalan menanyakan, memeriksa, dan menyatukan gambaran  penyakit yang terlihat dengan faktor-faktor yang diperoleh dari wawancara tersebut yang dapat membedakan dari penyakit yang lain (Kerr)


               6.    Pemeriksaan Visus
                      Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan

  1. Pemeriksaan Tes Kebugaran
                Tes kebugaran jasmani yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seseorangyang bertujuan, mengukur sejauh mana kemampuan kebugaran jasmaninya dan mengetahui tingkat kebugaran jasmaninya.
     

           8.    Pemeriksaan terkait pekerjaan ( Berkaitan dengan Hazard yang terpapar di    pekerjaan  ) Yaitu : Audiometri, Spirometri, Tandem Walking, Romberg Test
           
A. Audiometri

            adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian (gangguan     dengar).
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis ketulian, apakah:
a. Tuli Konduktif
b. Tuli Saraf (Sensorineural)
c. Serta derajat ketulian.

            Audiometer adalah peralatan elektronik untuk menguji pendengaran.
Audiometer diperlukan untuk mengukur ketajaman pendengaran:
• digunakan untuk mengukur ambang pendengaran
• mengindikasikan kehilangan pendengaran
• pembacaan dapat dilakukan secara manual atau otomatis
• mencatat kemampuan pendengaran setiap telinga pada deret frekuensi yang berbeda
• menghasilkan audiogram (grafik ambang pendengaran untuk masing-masing telinga     pada suatu rentang frekuensi)
• pengujian perlu dilakukan di dalam ruangan kedap bunyi namun di ruang yang heningpun hasilnya memuaskan
• berbiaya sedang namun dibutuhkan hanya jika kebisingan merupakan masalah/kejadian yang terus-menerus, atau selain itu dapat menggunakan fasilitas di rumah sakit setempat

B. Spirometri
            Spirometri adalah tes yang lazim digunakan untuk menilai kinerja paru dengan mengukur berapa banyak udara yang seseorang hirup, berapa banyak yang dibuang dan seberapa cepat prosesnya berlangsung. Spirometri digunakan untuk mendiagnosis asma, penyakit paru obstruksi kronis, brinkitis kronis, emfisema, fibrosis paru dan kondisi paru lainnya. Spirometri juga dapat digunakan unruk memonitor kondis paru dan memeriksa respons terapi terhadap perbaikan paru.
            Prosedur pemeriksaan ini adalah seseorang diminta untuk bernapas melalui selang yang terhubung dengan mesin yang disebut spirometri. Saat melakukan pemeriksaan akan ada instruksi terperinci dari tenaga medis tentang proses bernapas seperti apa yang mereka ingin evaluasi dan cara melakukan berbagai macam proses bernapas.

C. Tandem Walking
            Tes lain yang bisa digunakan untuk menentukan gangguan koordinasi motorik adalah tes tandem walking. Pasien diminta untuk berjalan pada satu garis lurus di atas lantai dengan cara menempatkan satu tumit langsung di antara ujung jari kaki yang berlawanan, baik dengan mata terbuka atau mata tertutup.

            Penderita
diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai, tempatkan satu tumit tepat di depan jari-jari kaki yang berlawanan. Pandangan lurus ke depan.


D. Tes Romber
            Pasien yang memiliki gangguan propioseptif masih dapat mempertahankan keseimbangan menggunakan kemampuan sistem vestibular dan penglihatan. Pada tes romberg, pasien diminta untuk menutup matanya. Hasil tes positif bila pasien kehilangan keseimbangan atau terjatuh setelah menutup mata. Tes romberg digunakan untuk menilai propioseptif yang menggambarkan sehat tidaknya fungsi kolumna dorsalis pada medula spinalis.             Pada pasien ataxia (kehilangan koordinasi motorik) tes romberg digunakan untuk menentukan penyebabnya, apakah murni karena defisit sensorik/propioseptif, ataukah ada gangguan pada serebelum. Pasien ataxia dengan gangguan serebelum murni akan menghasilkan tes romberg negatif.   

            Untuk melakukan tes romberg pasien diminta untuk berdiri dengan kedua tungkai rapat atau saling menempel. Kemudian pasien disuruh untuk menutup matanya. Pemeriksa harus berada di dekat pasien untuk mengawasi bila pasien tiba – tiba terjatuh. Hasil romberg positif bila pasien terjatuh. Pasien dengan gangguan serebelum akan terjatuh atau hilang keseimbangan pada saat berdiri meskipun dengan mata terbuka (Danardwianandika, 2013)






Comments

Post a Comment